- Latar Belakang
Bumi semakin lama semakin mengalami krisis bahan bakar. Sumber Daya Alam (SDA) penghasil bahan bakar minyak bumi dan gas semakin berkurang karena terjadi eksploitasi besar – besaran tanpa mempertimbangkan dampak yang akan terjadi. Sumber Daya Alam (SDA) penghasil bahan bakar minyak bumi dan gas akan habis karena tidak dapat diperbaharui. Kelangkaan bahan bakar minyak, yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia yang signifikan, telah mendorong pemerintah untuk mengajak masyarakat mengatasi masalah energi bersama-sama (Kompas, 23 Juni 2005).
Saat ini bangsa Indonesia menuju krisis energi yang sangat parah karena energi yang kita konsumsi lebih banyak daripada energi yang dapat dihasilkan. Dilihat dari angka konsumsi BBM, Indonesia termasuk dalam kategori negara yang boros. Pada tahun 2006, saat konsumsi BBM di negara-negara lain berada di bawah 1 juta bph, konsumsi BBM, Indonesia mencapai 1,84 juta bph. (http://hemat.blogspot.com/2009/04/konsumsi-bbm-indonesia-tergolong-sangat.html)
Realistis tingkat penggunaan terus meningkat sehingga generasi sekarang akan menghadapi krisis energi yang parah di tahun-tahun berikutnya. Namun demikian kita tidak siap menghadapi krisis energi yang pasti akan terjadi. Tanggung jawab bukan hanya dipegang oleh pemerintah tapi oleh semua masyarakat pengguna energi.
Bahan bakar berbentuk briketitu pertama dikembangkan oleh kelompok aktivis lingkungan hidup Nepal. Foundation for Sustainable Technologie (FoST) –nama LSM itu– melirik potensi yang terkandung dalam sampah yang menumpuk dan mengotori jalan dan sungai di Kathmandu dan kota-kota lain di Nepal. Lantas muncullah ide pembuatan briketsampah, meniru briket batu bara yang lebih dulu dikenal masyarakat Nepal. Bedanya, residu dan asap briket batu bara sangat mengotori udara, sedangkan briket sampah relatif lebih bersih. Tak berasap, tak beresidu. Selain itu, cara memproduksi briket sampah itu terbilang mudah.
Usaha mengurangi dampak dari krisis energi dapat dilakukan melalui beberapa hal. Salah satunya dengan pemanfaatan sampah. Oleh karena itu, kami mencoba menggunakan limbah dari kulit pisang untuk dimanfaatkan sebagai pengganti alternatif bahan bakar dalam bentuk briket kulit pisang. Selama ini limbah kulit pisang hanya dipandang sebelah mata dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Dalam pembuatan briketini kita mennggunakan limbah serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji merupakan bahan yang dapat mengikat energi, oleh karena itu rantai pelepasan energi dimaksud diperpanjang dengan cara memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket kulit pisang.
2. Alat dan bahan
Alat :
Nama Alat | Spesifikasi |
Ember | Sebagai tempat bubur kulit pisang |
Pengaduk | Untuk mengnaduk bubur pisang |
Cetakan briket | Untuk mencetak briket, ukuran cetakan 5 x 5 cm. |
Tungku | Untuk membakar briket kulit pisang |
Penumbuk | Untuk menumbuk kulit pisang |
Bahan :
- Kulit pisang ambon
- Kulit pisang kepok
- Serbuk gergaji
- Air
Nama bahan | Spesifikasi |
Kulit pisang ambon | Sebagai bahan untuk pembuatan briket |
Kulit pisang kapok | Sebagai bahan untuk pembuatan briket |
Serbuk Gergaji | Sebagai pencampur bubur briket |
Air | Untuk pengencer |
Tabel perbandingan komposisi kulit pisang : serbuk gergaji
Jenis kulit pisang | Perbandingan kulit pisang dengan serbuk gergaji (gr) | ||
1:1 | 1:2 | 2:1 | |
Kepok | 250 : 250 | 250:500 | 500:250 |
Ambon | 250 : 250 | 250:500 | 500:250 |
Untuk campuran pisang kepok dan pisang ambon
Jenis kulit pisang | Perbandingan kulit pisang dengan serbuk gergaji (gr) | ||
½ : ½ : 1 | ½ : ½ : 2 | 1 : 1 : ½ | |
Kepok + ambon | 125 : 125 : 250 | 125 : 125 : 500 | 250 : 250 : 125 |
3. Langkah Kerja :
1. Kulit pisang yang telah membusuk dicampur dan ditumbuk menjadi satu,
2. Kemudian bakar kulit pisang yang sudah dicampur tadi, setelah dibakar, kulit pisang tersebut akan berubah menjadi seperti bubur.
3. Kemudian, bubur dicampurkan dengan serbuk gergaji,
4. Campuran dipadatkan atau dikompres hingga terbentuk seperti balok,
5. Bakar campuran yang seperti balok tadi kembali, dan hasilnya dapat digunakan.
SELAMAT MENCOBA.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar