Senin, 29 Oktober 2012

MODUL PRAKTIKUM - JAMUR TIRAM

MODUL PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN
PEMBUDIDAYAAN JAMUR TIRAM
 








Disusun oleh :
Siti Rahmawati (1110016200007)
Erika Ristiyani (1110016200017)
Farhana Iqbalia (1110016200038)
Agia Ghalby      (1110016200049)





A.    Tujuan Percobaan
Mengetahui teknik pembudidayaan jamur tiram

B.     Pendahuluan
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycotadan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom. Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.  Selain itu, jamur tiram juga memiliki sporaberbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substratyang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya.Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.
Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual. Seperti halnya reproduksi aseksualjamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara seksual reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium.
Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jerami sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu jerami yang digunakan tidlak busuk dan tidak ditumbuhi jamur jenis lain. Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60 - 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik.
Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 - 28 OC dengan kelembapan 60 - 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 - 22 OC.
Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman pH media perlu diatur antara pH 6 - 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat).
Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein, air, kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian. Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah. Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering. Kandungan proteinnya 10,5-30,4%. Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai39.1%, dan susu sapi 25.2%. Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam aminoyaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin. 72%
Lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) maupun gangguan metabolisme lipid lainnya. 28% asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida kitindi dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak. Jamur tiram juga mengandung vitaminpenting, terutama vitamin B, C dan D. vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasindan provitamin D2 (ergosterol), dalam jamur tiram cukup tinggi. Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium. Mineral utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%. Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.
Media tanam Pleurotus ostreatus yang digunakan adalah jerami yang dicampur dengan air, dedak 10% dan kapur 1%. Fungsi dari jerami adalah sebagai bahan dasar dari pertumbuhan jamur. Jerami mengandung lignin, selulosa, karbohidrat, dan serat yang dapat didegradasi oleh jamur menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk sintesis protein. Air pada jerami berfungsi sebagai pembentuk kelembapan dan sumber air bagi pertunbuhan jamur. Dedak dan kapur merupakan bahan tambahan pada media tanam Pleurotus ostreatus. Dedak ditambahkan pada media untuk meningkatkan nutrisi media tanam, terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen. Kapur merupakan sumber kalsium bagi pertumbuhan jamur.Selain itu juga kapur berfungsi untuk mengatur pH media pertumbuhan jamur.
Selain jerami, media lain yang dapat digunakan seperti media serbuk gergaji yang mengandung selulosa, lignin, pentosan, zat ekstraktif, abu, jerami padi, media limbah kapas, alang-alang, daun pisang, tongkol jagung, klobot jagung, gabah padi, dan lain sebagainya.Tetapi, tetap saja pertumbuhan yang paling baik ada di media serbuk gergaji dan merang. Penyebabnya adalah karena jumlah lignoselulosa, lignin, dan serat pada serbuk gergaji dan merang memang lebih tinggi. Sebagai contohnya dalam pembuatan media jerami padi, bahan-bahan yang digunakan adalah 15-20% jerami padi, 2.5% bekatul kaya karbohidrat, karbon, dan vitamin B komplek yang bisa mempercepat pertumbuhan dan mendorong perkembangan tubuh buah jamur, 1-1.5% kalsium karbonat atau kapur menetralkan media sehingga dapat ditumbuhi oleh jamur (pH 6,8 – 7,0). Selain itu, kapur juga mengandung kalsium sebagai penguat batang / akar jamur agar tidak mudah rontok. 0.5% gips dapat memperkokoh struktus suatu bahan campuran, dan terakhir 0.25% pupuk TS sebagai nutrisi.

C.     Alat dan Bahan

·         Botol kaca                              
·         Mesin steam
·         Pengayak
·         Corong
·         Sekop
·         Pembakar spirtus
·         Korek api
·         Kapas
·         Plastik
·         Alkohol
·         Spatula
·         Biang jamur
·         Air 65-70%
·         Dedak 10-20%
·         Serbuk kayu 100%
·         Jagung halus 1-2%
·         Serbuk kapur
·         Gas 12 Kg



D.    Langkah Kerja
a.       Pembuatan bibit
1.      Bersihkan botol yang akan dijadikan tempat bibit dengan pencucian menggunakan air bersih
2.      Lakukan pengayakan serbuk kayu dan serbuk kapur sehingga yang digunakan hanya yang halus saja.
3.      Campurkan serbuk kayu dan kapur halus, jagung halus, dedak, kemudian tambahkan air dan diaduk hingga membentuk adonan basah
4.      Masukkan adonan tersebut ke dalam botol yang telah dicuci
5.      Tutup botol dengan kapas secukupnya
6.      Masukkan botol berisi bibit ke dalam mesin steam. Lakukan steam selama 12 jam
7.      Pesiapkan proses inkubasi. Lakukan sterilisasi alat inkubasi dengan cara menyemprotkan alkohol dan pemanasan alat
8.      Masukkan biang (bakal jamur) ke dalam botol berisi bibit yang telah di steam
9.      Letakkan dalam lemari penyimpanan (inkubasi) selama 30 hari (misselium full)
b.      Pembuatan log
1.         Lakukan pengayakan serbuk kayu dan kapur. Yang digunakan yang halus saja.
2.         Campurkan serbuk kayu, kapur halus, jagung kering yang telah dihaluskan dan air. Aduk hingga terbentuk adonan basah
3.         Masukkan campuran (adonan log) tersebut ke dalam plastic
4.         Ikat plastik dengan cincin khusus, kemudian sumbat dengan kapas
5.         Masukkan log ke dalam mesin steam. Lakukan steam selama 12 jam
6.         Ambil log yang telah di steam, masukkan ke dalam lemari inokulasi selama 10 jam (hingga adonan menjadi dingin)
7.         Lakukan sterilisasi alat (spatula, dsb) dengan menyemprotkan alkohol dan pemanasan serta sterilisasi tangan dengan alkohol
8.         Ambil bibit yang sebelumnya telah dibuat dalam botol. Masukkan bibit ke dalam plastik log
9.         Tutup kembali log dengan cara yang sama (pemasangan cincin dan penyumbatan kapas)
10.     Letakkan log ke lemari penyimpanan inkubasi selama 30 hari (misselium full)
c.       Proses pengembangbiakan jamur
1.      Ketika misselium full, buka pangkal (cincin) log, dan sobek plastik bagian atasnya
2.      Lakukan penyiraman berkala pagi, siang, sore (tingkat kelembaban 70-80%) dengan memperhatikan suhu sekitar 20-26oC
3.      Ketika jamur sudah tumbuh besar di pangkal log, lakukan pemetikan (panen)
Keterangan : panen dapat dilakukan setiap hari. Log diganti setiap 3 bulan sekali

Pembuatan Shampo dari Kulit Nanas


PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang     
     Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus yang termasuk ke dalam kingdom plantae.Dalam setiap daerah nanas memiliki banyak panggilan seperti danas dalam bahasa sunda dan neneh dalam daerah sumatra. Dalam bahasa Inggris disebut pineapple dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina. Nanas pertama kali di temukan di Brasilia (Amerika Selatan) yang telah di domestikasi disana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599)1. Di Indonesia pada mulanya nanas hanya sebagai tanaman pekarangan, dan meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub tropik.Nanas(Ananas comosus) banyak memiliki manfaat seperti  nanas dapat melangsingkan tubuh dengan cara memanfaatkan daging nanas tersebut dan daging nanas juga bisa di manfaatkan sebagai bahan makanan.
Alasan penulis memilih nanas sebagai bahan dasar pembuatan shampoo alternatif karena bahan dasar mudah di dapat kan dan juga karena di daerah penulis yaitu provinsi Riau terkenal dengan tumbuhan sawit dan nanas nya sehingga limbah yang di hasilkan dari tumbuhan ini banyak di temukan di berbagai tempat terutama di daerah pasar , oleh karena itu kami mencoba memanfaatkan limbah nanas tersebut yang memanfaatkan kulit nanas menjadi suatu  barang yang bernilai dan memiliki harga jual di masyarakat. Dan juga provinsi Riau tepat nya di daerah duri sangat cocok untuk tumbuhan nanas  tumbuh dengan subur nya karena nanas dapat tumbuh dengan subur pada suhu efektif 40-60 °C.
Karya ilmiah ini akan membahas kulit nanas yang selama ini dianggap barang yang tidak berguna, terutama oleh para penjual dan pecinta nanas yang hanya mengkonsumsi dangingnya yang lezat. Ternyata kulit nanas maupun dagingnya mengandung enzim bromelin yang dapat mengangkat jaringan kulit yang mati ( skin debridement ) atau disebut ketombe (kulit mati pada kepala). Enzim bromelin adalah enzim proteolitik yang memiliki manfaat mengurangi rasa sakit dan pembengkakan karena luka atau operasi, mengurangi radang sendi, menyembuhkan luka bakar, meningkatkan fungsi paru-paru pada penderita infeksi saluran pernapasan, dan lain-lain.Itulah sebabnya mengapa karya ilmiah ini dibuat, melainkan untuk menaikkan derajat kulit nanas yang dianggap tidak berguna menjadi bahan utama pembuatan shampo berbahan dasar organik yang belum banyak diketahui orang belakangan ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teoritis
Deskripsi nanas

Nanas (Ananas comosus ) adalah buah tropis dengan daging buah berwarna kuning memiliki kandungan air 90% dan kaya akan Kalium, Kalsium, Iodium, Sulfur, dan Khlor. Selain itu juga kaya Asam, Biotin, Vitamin B12, Vitamin E serta Enzim Bromelin(1).
Bromelin pada buah nanas adalah enzim proteolitik yang ditemukan pada bagian batang ,buah, dan kulit nanas (Ananas comosus). Enzim ini diproduksi sebagai hasil sampingan dari pabrik jus nanas. Dalam memproduksi bromelin, beberapa senyawa yang dapat digunakan untuk presipitasi (pengendapan) enzim ini adalah amonium sulfat dan alkohol. Beberapa kegunaan dari enzim ini adalah mengurangi pembengkakan karena luka atau operasi(2). Enzim ini terus bekerja sampai jaringan kulit yang sehat menampakkan diri. Telah dilakukan isolasi dan penentuan aktivitas spesifik enzim bromelin dari buah nanas. Pada penelitian ini bromelin diisolasi dengan metoda ekstraksi, lalu ditentukan aktivitas unit dengan substrat kasein dan penentuan kadar protein dengan metoda Lowry menggunakan spektrofotometer. Hasil isolasi merupakan ekstrak kasar enzim bromelin dengan aktivitas spesifik 0,521 U/mg. Selain itu pada kulit dan daging buah nanas juga terdapat enzim peroksidase yang dapat meredakan sakit kepala, apabila dioleskan di bagian kepala yang terasa sakit, 
(2) Chakraverty (2002), dan Integrative Medicine Communications (2000)
karena enzim ini dapat menstabilkan pembuluh darah dan saraf manusia(3). Niasin atau vitamin B3 memiliki manfaat besar untuk rambut. Ini meningkatkan sirkulasi darah di kulit kepala, yang menyebabkan produksi minyak alami rambut. Ini membantu dalam memperkuat akar rambut, sehingga mencegah kerontokan rambut(4) .
  
Nanas, sumber enzim bromelin Suhu efektif 40-60 °C, Optimal temperature 50-60 °C, Suhu deaktivasi ± di atas 65 °C pH efektif 4.0-8.0 Optimal pH 4.5-5.5 
Deskripsi enzim bromelin
Bromelin adalah enzim proteolitik yang ditemukan pada bagian batang dan buah nanas (Ananas comosus). Enzim ini diproduksi sebagai hasil sampingan dari pabrik jus nanas. Dalam memproduksi bromelin, beberapa senyawa yang dapat digunakan untuk presipitasi (pengendapan) enzim ini adalah amonium sulfat dan alkohol. Beberapa kegunaan dari enzim ini adalah mengurangi rasa sakit dan pembengkakan karena luka atau operasi, mengurangi radang sendi, menyembuhkan luka bakar, meningkatkan fungsi paru-paru pada penderita infeksi saluran pernapasan, dan lain-lain. Untuk meningkatkan kelancaran pencernaan pada manusia, umumnya digunakan bromelin berdosis 500 mg dalam bentuk 
(3) http://www.depokherbal.com/produk-baru/vermint-esktrak-lumbricus/ 
(4) http://www.anneahira.com/manfaat-buah-nanas-untuk-kesehatan.htm dan http://pakarbisnisonline.blogspot.com/2010/04/manfaat-santan-kelapa-untuk-kesehatan.htm
kapsul. Apabila konsumsi bromelin dilakukan bersamaan dengan senyawa anti-koagulan maka risiko terjadinya pendarahan akan meningkat.
Deskripsi santan kelapa

Air kelapa yang mengandung tanin bisa menjadi antibakteri dan vitamin C yang mampu menghilangkan ketombe.  Selain itu kandungan vitamin C pada air kelapa bisa mengurangi minyak sekaligus memberi kelembaban pada kulit kepala(5). Daging buah kelapa juga mengandung vitamin E cukup tinggi, sehingga baik untuk kulit maupun kulit kepala yang bermasalah. 
Dengan santan kelapa, kemunculan uban dapat ditunda. Bahkan jika sudah terlanjut pun, kelapa masih dapat mengurangi jumlah uban yang mungkin bertambah. Orang dulu biasanya memarut kelapa yang sudah tua, dan memerasnya sampai keluar santan. Santan itu akan ditambahkan garam dan diembunkan semalam. Esoknya tinggal dioleskan pada rambut. Tidak sekadar mengurangi keindahan rambut, ketombe juga membuat kulit kepala lecet karena gatal. Air kelapa yang mengandung tanin bisa menjadi antibakteri dan vitamin C yang mampu menghilangkan ketombe. Jika dipadu degnan nanas dan jeruk nipis, ramuan ini akan lebih sempurna. Memiliki rambut kering memang tidak menyenangkan karena mudah patah. Untuk mengatasinya, rambut harus dilembabkan. Air kelapa dapat digunakan untuk melembabkan rambut. 
Kandungan vitamin C pada air kelapa bisa mengurangi minyak sekaligus memberi kelemambaban(6)
Deskripsi jeruk nipis 
Pada jeruk nipis terdapat asam amino esensial yang digunakan sebagai zat tambahan sampo dengan kegunaan, setelah rambut dikeramas-sampokan, zat ini akan tetap tertinggal pada kulit kepala dan rambut, dan berfungsi sebagai pelembab, karena asam amino memiliki sifat higroskopik yang akan memperbaiki kelembaban rambut(7).
Selain kaya gizi, jeruk juga kaya akan zat kimia seperti bioflanid, minyak atsiri limonen, asam sitrat, linalin asetat, dan fellandren yang dapat menyembuhkan penyakit batuk, menurunkan demam, dan membuat suara merdu. Salah satu manfaat jeruk nipis di bidang kecantikan adalahkandungan vitamin C yang dapat membuat kulit menjadi putih, halus, dan kencang. Buah inimemiliki kandungan vitamin C yang bermanfaat sebagai antioksidan. Vitamin C yang memiliki ikatan L dalam setiap molekulnya, bagus untuk mencerahkan warna kulit.
Sari lemon atau jeruk nipis mengandung asam sitrat yang dapat melapisi kutikula rambut dan mengembalikan keadaan helai rambut yang kusam pada kondisi semula. Juga dapat mengikis ketombe dan meluruhkan sel kulit mati serta membuat rambut bercahaya(8).
(7) http://dprayetno.wordpress.com/emulsi-shampo-lotion-clensing-cream/
Bahan yang diperlukan : 
100 cc Air perasan jeruk purut
200 cc Air nanas
100 cc Santan kelapa
50 cc Air Panas
Alat yang dibutuhkan : 
Pisau
Blender
Penyaring Teh
Kain Penyaring
Sendok
Wadah
Panci
Tutup Panci
Alat pemotong kelapa
Alat Pemeras Air 
Alat pemeras jeruk nipis
Gelas Ukur
Pemarut Kelapa
Botol Shampo Yang Tak Terpakai
Kompor
Pengukur suhu air
Langkah – Langkah Pembuatan :
1. langkah pertama bersihkan kulit nanas yang sudah dianggap tidak berguna dari kotoran yang menempel pada sekitarnya, seperti tanah, pasir, rumput, dan kotoran lainnya yang berasal dari pasar maupun sekitarnya. Ini dilakukan agar didapati sari pati kulit nanas yang bersih atau tidak terkontaminasi dengan unsur lainnya.
2. Kemudian kulit nanas yang sudah bersih dipotong tidak beraturan untuk mempermudah proses selanjutnya yaitu proses penghalusan. Setelah itu potongan kulit nanas dimasukkan kedalam blender, tidak menggunakan cobek atau semacamnya  agar hasil yang didapat lebih maksimal (banyak), karena tidak adanya tumpahan maupun cairan yang terserap oleh blender.
3. Langkah ketiga gunakan penyaring teh untuk mendapatkan bubur dari kulit nanas yang lebih halus dan lembut. Setelah itu gunakan kain penyaring untuk mendapatkan sari pati dari bubur nanas yang halus. Terus ditekan dengan sendok maupun bendayang bersih hingga ampasnya yang kering tertinggal didalam kain. Sehingga dari proses ini diperoleh sari pati kulit nanas sebanyak 200 cc.
4. Jangan lupa untuk memanaskan air sebelumnya sebanyak 50 cc hingga panasnya mencapai 85◦ C agar tidak ada air yang menguap. Setelah itu masukkan air panas kedalam wadah yang telah disiapkan sebelumnya. Kemudian masukkan sari pati kulit nanas perlahan dan aduk secara pelan dan beraturan dengan bersamaan.
5. Langkah kelima ambil beberapa buah jeruk nipis yang sudah dicuci dan dibersihkan sebelumnya, potong menjadi dua setiap buahnya dengan pisau, kemudian diambil setiap biji-biji yang terdapat diantara daging dari buah jeruk nipis agar tidak mengganggu pada proses penyerapan dan kandungan yang dimiliki oleh daging jeruk nipis.
6. Setelah itu peraslah jeruk nipis dengan menggunakan alat pemeras jeruk. Setelah itu saringlah air perasan jeruk nipis dengan kain penyaring agar didapatkan air jeruk nipis yang bersih atau tidak memiliki pulp lagi, sehingga akan lebih mudah nantinya saat rambut dibersihkan atau dibilas dengan air saat setelah memakai shampoo, sehingga pada akhir proses ini didapatkan 100 cc air perasan jeruk nipis yang bersih.
7. Kemudian  masukkan air perasan jeruk nipis diaduk secara perlahan dan beraturan kedalam wadah yang sebelumya telah diisi dengan larutan dari air panas dan sari pati kulit nanas.
8. Untuk mendapatkan santan kelapa yang sesuai dengan kandungannya yang masih lengkap gunakan kelapa yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Langkah selanjutya bersihkan kelapa dari serabut kelapa yang menempel pada batok kelapa, agar tidak mengotori daging kelapa yang akan diambil.
9. Kemudian belahlah batok kelapa menjadi dua. Ambil daging kelapa menggunakan sendok atau semacamnya. Setelah didapatkan daging kelapa sesuai dengan yang diinginkan, parutlah daging kelapa menggunakan pemarut kelapasehingga daging kelapa menjadi seperti bubuk daging kelapa. Setelah itu masukkan hasil dari parutan daging kelapa kedalam kain penyaring.  
10. Langkah kesepuluh masukkanlah kain penyaring yang berisi hasil parutan kelapa tersebut kedalam sebuah wadah. Masukkan 100 cc air bersih kedalam wadah tersebut, terus pijat kain yang berisi parutan daging kelapa hingga mengeluarkan santannya. Setelah santan sudah didapatkan angkatlah ampas dari daging kelapa yang sudah diambil santannya, kemudian saringlah santan kelapa sekali lagi menggunakan kain penyaring yang masih bersih agar didapatkan santan kelapa yang tidak ada ampas didalamnya.
11. Setelah itu masukkan santan kelapa kedalam wadah yang berisi larutan dari air, sari pati nanas, dan perasan air jeruk, tuangkan dan aduk secara perlahan dan teratur. 
12. Langkah terakhir untuk pengemasan, agar mudah untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari gunakan botol shampo bekas yang sudah dicuci, dibersihkan dan dikeringkan sebelumya. Kemudian masukkanlah larutan yang telah kita buat sebelumya dan tutup secepatnya. Gunakan shampoo tersebut 3 sampai 4 kali seminggu.